BMKG Ajak Masyarakat Panen Air Hujan Upaya Mitigasi Kemarau Kering

banner 970x250

insidemagz.com Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG prediksi musim kemarau di tahun 2023 bakal lebih kering jika dibandingkan periode tahun 2020-2022. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengajak masyarakat panen air hujan sebagai upaya langkah mitigasi kemarau karing.

Katanya, selagi hujan masih turun saat ini, diimbau seluruh masyarakat serta pemerintah daerah lakukan aktivitas panen air hujan.

banner 970x250

Baca Juga : Tercatat 38 Laka Lantas Selama Ops Keselamatan Tinombala 2023

“Cara menampungnya menggunakan tandon air atau bak penampung ,” ujar Dwikorita usai menggelar 10th World Water Forum (WWF) di Jakarta Convention Center Jakarta, Rabu 15 Februari 2023 lalu.

Menurut Kepala BMKG, bilamana kemarau nanti air tersebut bisa digunakan memenuhi kebutuhan sehari hari, hal itu mengantisipasi dampak kekeringan buntut dari musim kemarau.

Upaya mitigasi tersebut, utamanya di daerah-daerah yang rawan kekeringan seperti Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dwikorita paparkan, kurun waktu beberapa bulan akan datang, curah hujan kategori intensitas rendah diprediksi dapat terjadi di separuh wilayah Indonesia.

Baca JugaWaspada Penyakit Mulut dan Kuku Sapi Mulai Menyebar

Katanya, sektor-sektor yang terdampak seperti sumber daya air, kehutanan, pertanian dan kebencanaan perlu melakukan langkah antisipatif untuk meminimalkan potensi dampak kekeringan. Sebab kondisi cuaca yang kering berpotensi mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.

“Langkah pencegahan harus dilakukan semua pihak terkait sebagai bentuk mitigasi dan antisipasi,” ungkapnya.

Dikesempatan tersebut juga Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Dodo Gunawan menjelaskan, setelah mengalami kondisi La Nina selama tiga tahun terakhir (2020-2022) mengakibatkan iklim basah.

Pantauan terbaru suhu permukaan laut di Samudra Pasifik menunjukkan, kini intensitas La Nina terus melemah dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0,61.

Menurut Dodo, kondisi La Nina diprediksi akan terus melemah dan beralih menuju kondisi Netral pada Februari – Maret 2023. Kondisi ENSO Netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan tahun 2023.

“Kondisi ini menyebabkan musim kemarau tahun 2023 diprediksikan lebih kering dibandingkan 3 tahun terakhir,” kata Dodo

Dia merinci, daerah yang diprediksikan mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah atau akumulasi kurang dari 100 mm/bulan berpeluang besar terjadi sebagai berikut :

  1. Maret : di bagian tengah Sulawesi Tengah,
  2. April : sebagian NTB, sebagian NTT, dan bagian tengah Sulawesi Tengah
  3. Mei : bagian selatan Sumatera Selatan, pesisir utara Banten, DKI Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, bagian timur Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, dan sebagian NTT
  4. Juni : sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua bagian selatan
  5. Juli-Agustus : sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Jambi, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Lampung, sebagian Banten, DKI Jakarta, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara dan sebagian Papua.

“BMKG akan bekerjasama dengan kawasan yang dapat terdampak oleh kekeringan, memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim maupun bersama menetapkan langkah-langkah mitigasinya,” demikian Dodo.

banner 970x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar